Rabu, 27 November 2013

Air adalah sumber daya yang sangat besar di bumi ini. Hampir dua per tiga bumi ini ditutupi oleh air, sehingga air merupakan aspek yang sangat penting di bumi ini. Kurang lebih delapan puluh persen (± 80 %) tubuh manusia terdiri dari air. Bahkan aktivitas kita sehari-hari berhubungan dengan air, seperti minum, mandi, masak, mencuci, dan lain sebagainya. Seiring dengan perkembangan zaman, baik kemajuan pembangunan dan bertambahnya populasi penduduk, menyebabkan kebutuhan air semakin meningkat. Semakin mengingkatnya populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air minum. Sehingga ketersediaan air bersih pun semakin berkurang. Seperti yang disampaikan Jacques Diouf, Direktur Jendral Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), saat ini penggunaan air di dunia naik dua kali lipat lebih dibandingkan dengan seabad silam, namun ketersediaannya justru menurun. Akibatnya, terjadi kelangkaan air yang harus ditanggung oleh lebih dari 40 % penduduk bumi ; sumber : Oganisasi pangan dan pertanian dunia. Disamping bertambahnya populasi manusia, kerusakan lingkungan merupakan salah satu penyabab berkurangya sumber air berih. Abrasi pantai menyebabkan rembesan air laut ke daratan, yang pada akhirnya akan mengontaminasi sumber air bersih yang ada di bawah permukaan tanah. Pembuangan sampah yang sembarangan di badan sungai juga menyebabkan air sungai menjadi kotor dan tidak sehat untuk digunakan. Di Indonesia sendiri diperkirakan 60 % sungainya, terutama di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi, tercemar berbagai limbah, mulai dari bahan organik hingga bakteri coliform dan fecal ecoli penyebab diare. Menurut data Departemen Kesehatan tahun 2002 terjadi 5.789 kasus diare yang menyebabkan 94 orang meninggal. Pembabatan hutan dan penebangan pohon yang mengurangi daya resap tanah terhadap air, turut serta pula dalam menambah berkurangnya asupan air bersih ini. Selain itu pendistribusian air yang tidak merata juga ikut andil dalam permasalahan ini. Penyediaan air bersih di Indonesia masih menghadapi berbagai kendala yang kompleks, mulai dari kelembagaan, teknologi, anggaran, pencemaran maupun sikpa dari masyarakat. Pengelolaan air bersih ini berpacu dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat pesat serta perkembangan wilayah dan industri yang cepat. Krisis ekonomi di Indonesia yang sudah berlangsung sejak tahun 1997 juga ikut mengancam pasokan air bersih. Seretnya dana dan membengkaknya biaya operasional ternyata sangat berpengaruh terhadap kegiatan operasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai pengelola air minum. Hal ini tentu saja akan menyulitkan PDAM untuk melakukan penelitian maupun pengembangan dalam rangka mengadaptasi teknologi baru yang sesuai untuk mengantisipasi perubahan kualitas maupun kuantitas air baku yang terus menerus merosot akhir-akhir ini. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya air dimana ketersediaan air mencapai 15.500 meter kubik per kapita per tahun, masih jauh di atas ketersediaan rata-rata di dunia yang hanya 8000 meter kubik per tahun. Meskipun begitu, Indonesia masih saja mengalami kelangkaan air bersih. Sekitar 119 juta rakyat Indonesia belum memiliki akses terhadap air bersih. Adapun yang memiliki akses sebagian besar mendapatkan air bersih dari penyalur air, usaha air secara komunitas serta sumur air dalam. Kondisi ini ironis mengingat Indonesia termasuk kedalam 10 negara kaya akan sumber air tawar. Menurut Laporan kelompok kerja Air Minum dan penyehatan Lingkungan Indonesia, ketersediaan air di Pulau Jawa hanya 1.750 meter kubik per kapita per tahun pada tahun 2.000, dan akan terus menurun hingga 1.200 meter kubik per kapitan per tahun pada tahun 2020. Jauh dari standar minimal yaitu 2.000 meter kubik per kapita per tahun. Penyebab air bersih bagi masyarakat erat kaitannya dengan kualitas oembangunan manusia, dan hubungan dengan tingkat kesehatan masyarakat serta secara tidak langsung dampkanya dengan pertumbuhan ekonomi. Kendala pengelolaan sumber daya air yang buruk yang berdampak pada kemampuan masyarakat menengah kebawah tidak mempunyai terhadap akses air bersih ataupun akses terhadap air bersih. Masyarakat menengah kebawah bahkan harus membayr jauh lebih mahal guna mendapatkan air bersih tersebut sehingga banyak dari mereka yang tidaak sanggup membayar, harus menggunakan air yang tidak bersih. Berbagai masalah yang dihadapi di Indonesia dalam pengelolaan sumber daya air yang buruk menempatkan Indonesia pada posisi bawah dalam Millenuim Development Goals (MDGs). Laporan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Development Programme) tentang MDGs bulan maret tahun 2013, menyebutkan Indonesia berada pada posisi ke121, diposisi bawah ada negara tetangga Vietnam, Laos, Cambodia, Timor leste, dan Myanmar, Pada tahun 2008 Indonesia hanya mampu melayani 80% kebutuhan air minum. Kepadatan penduduk 6-7% per tahun mengharuskan pemerintah meningkatkan akses untuk penyediaan air bersih/minum demi tercapainya MDGs. Untuk mendukung program Pemerintah pusat Indonesia dan Dunia melalui MDGs, Pemerintah kota Bengkulu melakukan pengembangan sistem air minum kota.

1 komentar:

  1. Casino Finder (Waze) - Rochester, NY - Mapyro
    Realtime driving 전라남도 출장마사지 directions 토토사이트 to Casino Finder (Waze) - 부산광역 출장샵 Rochester, NY, 1010, 양주 출장안마 USA, with road conditions – from West 36th St. 속초 출장마사지 to Casino Center.

    BalasHapus